KNPB-NEWS,TIMIKA--Badan Inteljen Negara Indonesia
(BIN) edarkan selebaran informasi palsu tentang hasil Konfrensi Tingkat Tinggi
(KTT) Melanesia Spearhead Group (MSG) di Honiara pada Tanggal 24-26 Juni 2015
bulan kemarin.
Isi suratnya menyatakan bawah Melanesia Indonesia
(MELINDO) yang diterima sebagai
anggota MSG, sedangkan Unitet Liberation
Movement For West Papua (ULMWP) ditolak.
Pada hal yang benar adalah MELINDO diterima sebagai
asosiasi sedangakan ULMWP diterma sebagai Pengamat/Observer.
Dalam surat edaran tersebut belum menjelaskan
secara rinci penangung jawabnya, infromasi yang ditempel oleh kerja Inteljen
mereka tempel di tempat-tempat umum seperti Pasar, terminal, pangkalan ojek
kantor Desa, dan SP- SP, dan media masa.
Di bawah ini selebaran yang disebarkan oleh inteljen
di seluruh kota Timika.
Ancaman
Inteljen melalui selebaran informasi terhadap Komite Nasional Papua Barat
(KNPB) dan Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Wilayah Timika, ini selebaran yang
diedarkan dan ditempel tempat-tempat umum seluruh kota Timika.
Untuk menyikapi
Seruan Palsu yang diedarkan oleh BIN, ini sikap wakil ketua PRD Wilayah Timika
Sem Asso, menyatakan bawah ini sengaja diciptakan oleh Indonesia untuk meredam
perjuangan Papua merdeka dan memancing situasi Papua secara umum kacau, pada
hal Papua sudah diterima sebagai Observer/ Pengamat di MSG.
lanjut
Sem, "ULMWP di terimai sebagai Observer (Pengamat) dengan tujuan agar
politik perjuangan Papua menuju Penentuan Nasib sendiri. kemudian Malanesia
Indonesia (MELINDO) ini juga sebagai Asosiasi hanya untuk kepetingan ekonomi
antara Indonesia dengan Negara-Negara Malanesia, Jelasnya.
Lanjut, Indonesia Jangan Propokatif terhadap rakyat papua, jika Indonesia sebagai negara yang akui negara yang merdeka dianut Hukum dan Demokrasi sebagai anggota PBB, maka edarkan infromasi yang jelas dan akurat, jangan seperti anak-anak,"
Lanjut, Indonesia Jangan Propokatif terhadap rakyat papua, jika Indonesia sebagai negara yang akui negara yang merdeka dianut Hukum dan Demokrasi sebagai anggota PBB, maka edarkan infromasi yang jelas dan akurat, jangan seperti anak-anak,"
Tambah
Sem, untuk Rakyat Papua jangan terpengaruh dengan informasi-informasi palsu
seperti ini, rakyat papua tetap pada garis komando yang ada, karena isu papua
merdeka sudah jelas, kami rumpun melanesia papua barat sudah diakui oleh rumpun
melanesia di forum MSG,
"Sekarang fokus kita menuju Pasifik Island
Forum (PIF) untuk masuk ke Deklonisasi PBB, masalah Papua diselesaikan sejarah
hukum jalur internasional".Jelasnya.
Indonesia segerah hentikan, pembohongan publik kerkait dengan Hasil MSG, dan Indonesia Stop Mengirim Pasukan Militer Indonesia di Papua Barat.
Indonesia segerah hentikan, pembohongan publik kerkait dengan Hasil MSG, dan Indonesia Stop Mengirim Pasukan Militer Indonesia di Papua Barat.
Selebaran Palsu yang kedua diedarkan oleh pihak Inteljen seberti dibawah ini,
Sejarah perjuangan Papua merdeka dengan sejarah
Indonesia merdeka sudah jauh beda, Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969
merupakan catat hukum Internasional karena semua penduduk sipil di Papua
tidak dilibatkan dan dilakukan dengan kekerasan di bawah moncong senjata.
Kemudian jumlah pemilih saat itu hanya 1075 orang dari seluruh penduduk Papua
yang ada pada waktu itu.
Hal ini disampaikan oleh Ketua I KNPB Wilayah
Timika Yanto Awerkion, untuk menyikapi Foto dan selebaran Palsu yang diedarkan
oleh TNI-POLRI melalui Inteljen di seluruh Papua khususnya Kota Timika.
Lanjut Yanto, untuk rakyat Papua jangan percaya
dengan selebaran palsu seperti ini, kita berdoa dan berjuang secara damai bukan
dengan kekerasan. (Admin/03)
Sumber : http://suarawiyaimana.blogspot.com/2015/07/bin-edarkan-seruan-palsu-tentang-hasil_22.html
No comments:
Post a Comment