Korban
Meninggal Dunia
1.
Herman Erik Manitori


3.
Darius Anderibi
Darius
Anderibi (45 tahun) perwira TPN-OPM. Tertembak, sekitar pukul 06:28 bersamaan
dengan Yonas Manitori, di paha kiri sehingga paha putus dan hanya kulit
sebagian yang tahan. Darius Meninggal karena kehabisan darah. Dia diperkirakan
ditembak Pakai senjata Beramunisi Besar.
4.
Yulianus Robaha
Yulianus
Robaha (50Tahun) ajudan Komandan, Herman Manitori, Tertembak pukul 06:27 paska
terjatuhnya komandannya Herman Manitori. Yulianus Robaha tertembak di kedua
lutut dan tak mampu bangkit lagi untuk berdiri.
Dia
kemudian dinaikkan dalam truk Brimob dan disiksa dalam truk, dipotong kedua
kaki persis di lutut dan pangkal pahanya hingga putus. Bahkan kaki sebelah
kirinya dibuang entah di mana dan hanya ada pahanya. Perutnya disobek dari arah
kanan pinggang menuju kearah kiri pinggangnya, hingga tali perutnya terbuang
keluar.
Yulianus
Juga meninggal dalam truk Brimob akibat disiksa begitu sadis. Mayatnya dibawa
oleh Brimob ke RSUD serui untuk dijahit kembali. Hanya kaki kiri yang tidak ada
karena dipotong dan dibuang oleh Brimob Polres Yapen.
Korban-Korban
Luka Berat Yang Tertembak sedang kritis :
Waktu
selebihnya sekitar pukul 06:29 – 06:40 WPB korban lain berjatuhan, akibat
kebrutalan Brimob polres Yapen. Berikut nama-nama korban luka-luka berat yang
mengakibatkan cacat fisik:
1.
Agus Manitori
Agus
Manitori (23 Tahun) perwira TPN-OPM. Tertembak karena berlari hendak menolong
Herman Manitori. Ketika itu anggota Brimob secara brutal menembak ke arahnya,
namun dia berlari menuju depan mobil polisi untuk berlindung. Di saat berlari
hendak berlindung dia tertembak di kaki kirinya dan peluru bersarang didalam.
Ketika
Brimob hentikan tembakan dia segera berlari mendukung Herman dan hendak masuk
hutan namun dia ditembak lagi di kaki kiri dan tembus.Dia masih berlari
sehingga dia kembali tertembak di Paha tembus sebelah sedangkan Herman Manitori
kembali terkena amunisi di belakangnya.
Agus
terjatuh bersama Herman namun kembali bangkit berdiri dan membawa lari Herman tetapi
kemudian dia ditembak lagi di pergelangan kaki kanan dan peluru bersarang di dalam.
Ketika
itu Agus tidak kuat lagi dan terjatuh bersama Herman, sehingga Herman sebagai
Komantan memerintahkan Agus untuk pergi meninggalkan dia agar Agus tetap hidup.
Agus tidak menerima permintaan itu dan hendak mendukung Herman tetapi Herman
dengan tegas menyuruh Agus pergi. Kata Herman, “ini perintah” akhirnya agus
Manitori lari masuk Hutan meninggalkan Herman sendirian.
Di
saat lari masuk hutan Agus tertembak lagi di lengan atas kirinya dan peluru
bersarang di dalamnya/tidak tembus sebelah. Dia juga tertembak di perut tetapi
hanya diluar kulit sehingga meninggalkan luka cukup besar di perut samping kiri
dekat pinggang.
Agus
mengalami luka serius, namun menolak rujukan berobat lanjut ke Biak. Menurut
Agus Manitori para tenaga medis yang melakukan pelayanan pengobatan sangat
lambat. Mereka tidak melakukan pelayanan pengobatan. Pengobatan pertama yang
para korban semuanya terima adalah dari Rumah Sakit Randawaya. Sedangkan RSUD
Serui hanya pasang cairan tetapi obat yang dimasukan kedalam Tubuh sama
kejamnya seperti militer Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini
nampak dari pelayanan medis yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin
dan baik.
2.
Yance Manitori
Yance
Manitori (26 tahun) komandan logistik tertembak di pergelangan kaki kiri dan
kanan serta juga di lutut kiri. Yance Tertembak saat hendak menolong Agus
Manitori dan Korban Termbak lainnya. Peluru bersarang dalam kaki kiri dan
kanan.
Walaupun
kritis, Yance menolak dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapat perawatan medis.
Menurut Yance para tenaga medis yang bertugas melakukan pelayanan pengobatan
dan obat yang di masukkan ke dalam Tubuh sama kejamnya seperti militer
Indonesia yang bunuh banyak orang Papua. Hal ini nampak dari pelayanan medis
yang diberikan, kami tidak dilayani dengan rutin dan baik.
3.
Paulinus Wororowai
Paulinus
Wororowai (26 Tahun) ajudan komandan logistik II. Dia tertembak dari rusuk
belakang tembus pinggang. Penembakan ini mengakibatkan satu tulang rusuk patah
dan peluru yang lain bersarang dalam tubuh. Paulinus kritis dan sedang dikirim
ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan yang serius.
4.
Anton Toni Runaweri
Toni
Runaweri (43 tahun) perwira TPN-OPM yang tertembak di samping batang leher
belakang tembus rahang dan mulut. Tulang rahang kiri dan kanan Patah. Mulut
tidak dapat digerakkan sehingga, Toni Runaweri sementara diberi makan melalui
bantuan selang. Toni dalam keadaan kritis dan sedang dirujuk ke Surabaya untuk
mendapatkan penanganan medis secara serius.
5.
Sakarias Torobi
Sakarias
Torobi (35 tahun) komandan logistik II, tertembak di kaki kiri dan patah. Tulang
kaki hancur dan peluru yang lain bersarang dalam kaki, namun kemudian pada
tanggal 6 menjalani operasi dan sudah dikeluarkan di rumah sakit biak.
6.
Alius Karimati
Alius
Karimati (45 Tahun) masyarakat sipil yang juga menjadi korban penembakan oleh
aparat Brimop polres serui. Saat itu penembakan dilakukan secara brutal
sehingga dia hendak lari masuk hutan, namun akhirnya tertembak peluru nyasar di
telapak tangan belakang tembus depan. Kondisi Alius menderita sakit dan teriak
kesakitan. Alius Karimati juga Menolak rujukan berobat di Biak.
7.
Daud Luther Ayomi
Daud
Ayomi (53 Tahun) perwira TPN-OPM. Tertembak di tangan dan bahu. Tulang tangan
patah dan peluru lain yang terkena di bahu bersarang jauh ke dalam. Luka serius
dan dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
8.
Pilemon Ayomi
Pilemon
Ayomi (49 tahun) perwira TPN-OPM.Pilemon tertembak di tangan dan tulang tangan
patah. Luka serius dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umun Dareah Biak.
Sumber : https://www.facebook.com/groups/nestagimbal/permalink/918905608190800/
No comments:
Post a Comment