Latest News

Boudimi News

BOUDIMI NEWS

Thursday, 21 April 2016

SADAR DENGAN KELAKUAN KOLONIAL

  Oleh Daniel B. Badii
 
Hidup ini bukan kebetulan suatu norma hidup manusia yang tidak terhenti-henti. Semenjak “Tuhan menciptakan langit dan bumi, serta segala isinya”, segala aktivitas manusia di dunia ini telah Tuhan berikan pikiran dan hak pendapat yang berbeda-beda untuk melakukan berdasarkan hak seseorang di negrinya.
Setiap orang hidup di dunia ini berhak bertindak sebagai psikologi bangsa yang ketinggalan di bawah kekerasan bangsa yang memiliki nilai dan hak wewenang penuh yang tidak menghalangi kepada pihak manapun. Harus direfleksi, mengapa saya ada di negeri ini, saya berasal dari mana, saya akan kemana dan tugas saya sebagai apa?
Seperti karakter Aktor Marting Luther King Jr, 1929-1968, pemenang Nabel Perdamaian AS menuturkan, Hidup ini berakhir ketika banyak orang diam melihat tindakan yang terjadi depan mata.” Aktor-aktor di negeri ini membawa peran yang berbeda-beda dari dirinya, dengan harapan berhasil baik.
Namun, satu pertanyaan yang kita ketahui, negeri ini sebagai agrobisnis dalam dua kelompok.  Pertama, jual harga diri kepada bangsa lain. Kedua, hidup di negeri ini dengan hasil usaha (susah payah) sendiri. Dua hal ini menjadi kendala dalam bangsa dengan berbagai kekacauan musuh. Di mana, haluan jangan selalu dibungkam. Hidup di dunia ini harus bertindak sesuai konteksnya masing-masing di atas negeri yang penuh dengan kekerasan. Kita haruslah menyadari, bahwa hidup sebagai bangsa harus mengedepankan hak bertindak demi Negeri Cenderawasih kita.
Mengapa biarkan jejak mereka yang begitu bangkitkan hakikat martabat Orang Asli Papua (OAP) melalui dedikasi berbagai macam perjuangan? Salah satunya lirik lagu Mambesak berjudul Ainari Besaya, Lenso Inoni, “Metemani, Muman Mingil, Nuru Aipani”, dll. Sejarah mereka selalu abadi. Di mankah wajah mereka? Mereka hadir melalui lagu himne. Seakan anak, cucu, serta generasi penerus tidak akan mengenal mereka lagi karena tidak ada jejak zaman ke zaman yang sedang berlalu ini. Akan menjadi apa negeri yang penuh harapan ini?
Sadarlah dengan kelakuan kolonial. Kami sebagai salah satu bangsa ciptaan Tuhan, kini amunisnya berkobar-kobar di atas negeri Cenderawasih dengan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, dls. Kapan dan di mana kami bercampur tangan dengan hak bangsa kolonial? Mengapa harapan kami dibungkam dengan segala kekerasan yang tidak adil? Hak kami harus terwujud sampai bangsa menjadi bebas dari berbagai tindakan ini.
*) Penulis adalah Mahasiswa Papua, kuliah di Jayapura Papua

No comments:

FOLLOW VIA FACEBOOK

HAK

"BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN ITU IALAH HAK SEGALA BANGSA"

RECENT POST