Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai mendengarkan pidato pembukaan
Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Palikir, Ibu Kota Mikronesia, Kamis,
(8/9/2016) – Foto: AFP
Boudimi
News, – Vanuatu
menegaskan bahwa para pemimpin Forum Kepulauan Pasific (PIF) telah bersepakat
membawa isu West Papua ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai wujud
keprihatinan kawasan tersebut pada persoalan Papua.
Pertemuan PIF
minggu lalu di Negara Federasi Mikronesia (FSM) telah mencapai konsensus
terhadap laporan kejahatan hak azasi manusia yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia di Papua, demikian dinyatakan Perdana Menteri Vanuatu, Charlot
Salwai, seperti dilansir Radio New Zealand International/RNZI, Kamis (15/9/2016).
Konsensus ini
termasuk membicarakan tuduhan pelanggaran HAM tersebut dengan Indonesia,
sekaligus membawanya ke Komite HAM PBB.
Hal ini merupakan
tindak lanjut atas gagalnya rencana Forum tahun lalu mengirimkan misi pencari
fakta ke wilayah Papua karena penolakan Jakarta.
Oleh karena itu,
menurut Salwai, respon kawasan terkait Papua justru semakin mengarah ke PBB,
“walaupun Forum (PIF) masih sedikit yang mendukung seruan penentuan nasib
sendiri West Papua,” ujar Salwai dengan nada menyesal.
Dia menyatakan,
lima negara Forum (PIF) yang mendukung hak penentuan nasib sendiri West Papua
meyakini bahwa pelanggaran HAM yang terjadi di Papua justru disebabkan oleh
aspirasi politik rakyat Papua. Oleh karena itu Forum bersepakat agar
negara-negara (5 negara) tersebut membawa kasus West Papua ke Komite
Dekolonisasi PBB, tegas Salwai.
Sementara dirinya
sendiri akan menyuarakan isu pelanggaran HAM di West Papua pada pertemuan
Majelis Umum PBB bulan ini di New York.
Sebelumnya, seperti
diberitakan, komunike PIF ke-47 terkait West Papua dirasa kurang memiliki
substansi, padahal isu pelanggaran HAM dan hak penentuan nasib sendiri sudah
masuk menjadi agenda pembicaraan para pemimpim Forum.
“Para pemimpin
mengakui sensitifitas isu West Papua (Papua) dan sepakat isu tuduhan
pelanggaran HAM di West Papua (Papua) harus tetap ada dalam agenda,” demikian
hasil komunike yang juga menegaskan kesepakatan para pemimpin atas pentingnya
dialog terbuka dan konstruktif dengan Indonesia terkait isu itu.(*)
Sumber : http://tabloidjubi.com
No comments:
Post a Comment