I. PERLU SIKAP TUAN RUMAH TEGAS DAN
KONSISTEN SERTA PAGAR DI BUMI PAPUA
Memandang Papua dari jauh dalam proses Pembangunan di semua aspek sungguh luar biasa yang terjadi. Kejadian tindakan pijakan berjalan terus dengan intervensi mereka ( non –papua) dan situasi ini seakan- akan mencerminkan ladang/ pembanguanan papua tidak ada tuan
.Memandang Papua dari jauh dalam proses Pembangunan di semua aspek sungguh luar biasa yang terjadi. Kejadian tindakan pijakan berjalan terus dengan intervensi mereka ( non –papua) dan situasi ini seakan- akan mencerminkan ladang/ pembanguanan papua tidak ada tuan
Lebih-lebih lagi yang
mengkwatirkan adalah belum ada pagar yang memagari hak-hak dasar papuani di
bumi papua.
Bumi
papua yang sementara ini yang telah dibangun itu belum ada pagar yang ulet,
konsistensi serta pagar yang sifatnya berkelanjutan. Berbagai perdasi, perdasus
bahkan perda, kebijakan yang telah dibuat oleh para penguasa demi memagari dan
meperjuangkan serta memperhidupkan hak-hak napas hidup papuani. Namum pagar
yang dibuat belum tercermin baik.
Ada beberapa hal yang yang membuat pagar/peraturan yang dibuat tidak efektif dan mendarat dan menyentuh pada masalah pokok-pokok permasalahan ;
1. Pola paham kepapuaan oleh penguasa Papuani terpecah menjadi dua . artinya konsistensi kebijakan berbasis terhadap eksistensi Papuani belum nampak dan masih terbagi dua kubuh. Ada segelintir orang yang senantiasa berupaya mempertahankan dan memperjuangkan terhadap hak-hak hidup Papuani namum ada pula segelintir orang yang oleh karena disuntik melalui suntikan dana sehingga paham atau tindakan mempertahankan hidup untuk menghidupkan Kepapuaan secara kontinyu di sepanjang hidup terjadi degradasi bahkan sampai pudar. Terbeber dan terjadi beragam kelompok inilah membuat lambat peradaban dan perubahan.
Ada beberapa hal yang yang membuat pagar/peraturan yang dibuat tidak efektif dan mendarat dan menyentuh pada masalah pokok-pokok permasalahan ;
1. Pola paham kepapuaan oleh penguasa Papuani terpecah menjadi dua . artinya konsistensi kebijakan berbasis terhadap eksistensi Papuani belum nampak dan masih terbagi dua kubuh. Ada segelintir orang yang senantiasa berupaya mempertahankan dan memperjuangkan terhadap hak-hak hidup Papuani namum ada pula segelintir orang yang oleh karena disuntik melalui suntikan dana sehingga paham atau tindakan mempertahankan hidup untuk menghidupkan Kepapuaan secara kontinyu di sepanjang hidup terjadi degradasi bahkan sampai pudar. Terbeber dan terjadi beragam kelompok inilah membuat lambat peradaban dan perubahan.
2. Keutamaan atau prioritas paham,
kebijakan, selalu patokan ke konsep Non-Papua dan abaikan konsep dan format
yang dimiliki oleh papua. Semakin tidak tidak menerapkan konsep yang dimilki
sekamin terjadi degradasi paham sehingga konsep dan perspektif papuani tidak
basis kultur.
3. Sikap yang tetap dan berprinsip dalam
beraksi atas dasar kebijakan yang dibuat tidak mencerminkan terus bertindak.
Asal jadi atau kebijakan yang dibuat tidak diteruskan secara serius sehingga
buahnya tidak membawa dampak yang signifikan dan keberlanjutan.
Membangun
berpijak dari merasa diri aku Papua dan menanamkan prinsip kepapuaan guna
mencerminkan Papua yang benar, aman, adil, makmur, bahagia menuju Nasib Papuani
secara kolektif yang seutuhnya sejahterah. Mencerminkan Papua yang sebenarnya
perlu ada sikap yang tegas dan konsistensi. Artinya benar-benar memagari serta
terus dilaksanakan sesuai apa yang diatur dan bisah aman pula yang ada entah
sumber daya manusia sebagai aset itu dan sumber daya alam serta segala isinya
dalam lingkaran pagar.
II . DAMPAK SALAH URUS DAN ATUR OLEH TUAN RUMAH DI BUMI PAPUA
Semua aksi pasti ada reaksi yang ada dampak pun juga pembanguan Papua sampelnya di adopsi dari PT. PREEPORT yang berkedudukan di Bumi cendrawasih Papua-Timika. Ada tuan rumah namum tuan rumahnya belum memagari sehingga buktinya terjadi tuan rumahnya hidup melarat dan merana di atas kekayaan. Hal itu sering diungkapkan oleh berbagai orang di sekelilingi kita dan orang yang katakan itu dari sodara-sodara non-Papua.
II . DAMPAK SALAH URUS DAN ATUR OLEH TUAN RUMAH DI BUMI PAPUA
Semua aksi pasti ada reaksi yang ada dampak pun juga pembanguan Papua sampelnya di adopsi dari PT. PREEPORT yang berkedudukan di Bumi cendrawasih Papua-Timika. Ada tuan rumah namum tuan rumahnya belum memagari sehingga buktinya terjadi tuan rumahnya hidup melarat dan merana di atas kekayaan. Hal itu sering diungkapkan oleh berbagai orang di sekelilingi kita dan orang yang katakan itu dari sodara-sodara non-Papua.
Pertanyaan
mendasar yang kita patut ditanyakan kepada kita khususnya kepada yang memilki
kekuataan, kewenangan, kekuaan, serta kesempatan guna menganalisis yakni;
1. Apakah di atas kekayaan kita layak
hidup kita menjadi merana dan melarat.?
2. Apakah kehidupan merana dan melarat ini sampai saat ini kepada mereka yang memiliki kekuataan, kewenangan, kekuaan, serta kesempatan ini betul-betul melihat, merasakan, serta mengambil kebijakan khususnya kebijakan memagari supaya membatasi siklus pengurasan dengan perusahan ilegal serta PT. FREEPORT yang sampai saat ini bereksploitasi itu oleh aktor penjajahan bungkam disektor ekonomi itu.
2. Apakah kehidupan merana dan melarat ini sampai saat ini kepada mereka yang memiliki kekuataan, kewenangan, kekuaan, serta kesempatan ini betul-betul melihat, merasakan, serta mengambil kebijakan khususnya kebijakan memagari supaya membatasi siklus pengurasan dengan perusahan ilegal serta PT. FREEPORT yang sampai saat ini bereksploitasi itu oleh aktor penjajahan bungkam disektor ekonomi itu.
3. Bagaimana aksi semua element orang
Papua guna memagari yang dicungkil oleh babi liar itu.
Dampak
saat ini yang tercermin adalah merana dan melarat bahkan lagu lama sampai saat
ini masih ternyanyi. Papua akan baik dan menikmati jika imitasi serta
aplikasikan mertode dipagari lalu membangun dan membatasi semua yang masuk dari
luar sampelnya untuk perusahan ilegal, penduduk liar Non –papua yang masuk itu,
serta membatasi pemasukan prodak-prodak luar yang tanpa pemeriksaan seenaknya
masuk itu dan lain hal yang sifatnya merugikan dan membinasakan Umat Papuani di
atas tanah leluhurnya.
No comments:
Post a Comment