Jayapura, Jubi – Program transmigrasi ke
Papua yang diwacanakan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Marwan Jafar disebut membawa ancaman depopulasi terhadap Orang
Asli Papua.
“Kami sudah tolak transmigrasi yang diwacanakan pemerintan pusat ini.
Kalau mau transmigrasi, ya transmigrasi lokal saja. Bukan dari Jawa atau daerah
lain di luar Papua. Memindahkan orang miskin ke Papua ini sama dengan membawa
masalah ke Tanah Papua. Bukan saja masalah ekonomi, lapangan kerja maupun masalah
sosial, tapi saya khawatir, transmigrasi ini akan membuat Orang Asli Papua bisa
hilang dari tanah Papua ini dalam waktu 10 sampai 20 tahun ke depan, depopulasi
Orang Asli Papua,” kata Gubernur Papua, Lukas Enembe kepada Jubi, di kediaman
Gubernur, di Jayapura, Sabtu (17/10/2015) malam.
Gubernur menambahkan, sampai hari ini tidak ada satu pihakpun yang punya
data akurat tentang jumlah Orang Asli Papua di Tanah Papua. Lantas bagaimana
melindungi Orang Asli Papua jika transmigrasi terus dilakukan tanpa satu pihakpun
tahu populasi Orang Asli Papua?
“Kami masih bergelut dengan masalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur
dan pemberdayaan Orang Asli Papua. Transmigrasi akan menambah masalah
pemerintah daerah. Apalagi kalau yang didatangkan itu orang-orang yang tidak
punya keahlian sehingga tidak memberikan manfaat bagi pembangunan di Tanah
Papua ini,” tegas Enembe.
Awal September lalu, Menteri Marwan Jafar mengulangi sikap “kepala
batunya” yang menentang pernyataan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Alih-alih mendukung pernyataan Jokowi yang ingin menghentikan program
transmigrasi di Papua yang kontroversial, Menteri Marwan malah menyatakan akan
memperluas program transmigrasi di Papua. Ia mengatakan program mengirimkan
masyarakat miskin dari tempat yang padat ke tempat yang minim penduduk – yang
dibekali juga dengan uang dan diberikan tanah – telah terbukti “sukses” di
Merauke.
“Merauke dapat dianggap sebagai wilayah perbatasan yang telah berhasil
dalam melaksanakan program transmigrasi dan pengembangan lahan pertanian di
kawasan timur Indonesia,” kata Marwan kepada wartawan di Jakarta.
Marwan menambahkan Merauke adalah “surga bagi transmigran,”. Ia
memperkirakan 275.000 orang telah pindah ke Merauke sejak aneksasi Indonesia
atas Papua Barat pada tahun 1969.
Ia menyebutkan program transmigrasi
akan menggenjot produksi sekaligus mendukung rencana pemerintah untuk
mengembangkan 1,2 juta hektar sawah di Merauke, di bawah proyek Merauke
Integrated Rice Estate (MIRE). (Victor
Mambor)
Sumber : http://tabloidjubi.com/home/2015/10/18/gubernur-saya-khawatir-10-20-tahun-lagi-orang-asli-papua-hilang-dari-tanah-ini/
No comments:
Post a Comment