Jakarta,
MAJALAH SELANGKAH -- Juru bicara (jubir) The
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda memberikan
pujian sekaligus ucapan terima kasih kepada Perdana Menteri Tonga, Hon. Akilisi
Pohiva dan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Hon. Manasye Sogavare
yang
memberikan dukungan moril melalui pidato dengan menyoroti pelanggaran HAM di
Papua Barat dalam Majelis Umum PBB di New York pekan lalu. Wenda mengatakan, pidato kedua kepala negara tersebut memberikan harapan besar dalam perjuangan rakyat Papua untuk bebas dari penjajahan Indonesia. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pemimpin Pasifik lainnya serta seluruh masyarakat di kepulauan Pasifik.
"Atas
nama rakyat Papua Barat, kami ULMWP ingin menyampaikan rasa terima kasih kami
yang terdalam dan paling tulus untuk pemimpin Pacifik yang memberikan dukungan
moral. Salah satunya di PBB," tulis Wenda dalam siaran pers yang diterima majalahselangkah.com, Selasa (7/10/2015) malam
"Kami rakyat Papua Barat mendengarkan pidato bersejarah di PBB, yang telah membawa harapan besar, emosi dan positif, yang telah ditampilkan secara benar oleh solidaritas Pasifik untuk masyarakat Papua ... kami selalu merasakan hubungan yang kuat dan bisa dipecahkan dengan sesama keluarga Pasifik dan pernyataan berani oleh kedua perdana menteri dari Pasifik telah dikonfirmasi solidaritas nyata Pasifik," kata jubir ULMWP menambahkan.
Wenda memberikan dukungan atas keputusan para pemimpin kepulauan Pasifik untuk mengirim misi pencari fakta ke Papua Barat. ULMWP mengakui dukungan dari para pemimpin PIF tersebut tak telepas dari sejarah penting lainnya di negara-negara kepulauan Pasifik terutama Vanuatu, Nauru dan Tuvalu untuk mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat di PBB dan regional.
"Kami rakyat Papua Barat mendengarkan pidato bersejarah di PBB, yang telah membawa harapan besar, emosi dan positif, yang telah ditampilkan secara benar oleh solidaritas Pasifik untuk masyarakat Papua ... kami selalu merasakan hubungan yang kuat dan bisa dipecahkan dengan sesama keluarga Pasifik dan pernyataan berani oleh kedua perdana menteri dari Pasifik telah dikonfirmasi solidaritas nyata Pasifik," kata jubir ULMWP menambahkan.
Wenda memberikan dukungan atas keputusan para pemimpin kepulauan Pasifik untuk mengirim misi pencari fakta ke Papua Barat. ULMWP mengakui dukungan dari para pemimpin PIF tersebut tak telepas dari sejarah penting lainnya di negara-negara kepulauan Pasifik terutama Vanuatu, Nauru dan Tuvalu untuk mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat di PBB dan regional.
"Dukungan
luar biasa telah datang bagi kami dengan mengambil isu Papua Barat dalam agenda
para pemimpin PIF. Kami mendukung keputusan pemimpin PIF untuk mengirim misi
pencari fakta independen sebagai satu-satunya cara untuk memverifikasi secara
independen situasi hak asasi manusia di tanah Papua. Kami juga mendesak PBB
untuk mendukung PIFL untuk membentuk misi pencari HAM," jelasnya.
Wenda
juga menjelaskan, usai Perdana Menteri
Pohiva dan Sogavare
berpidatodalam sidang umum
di PBB, berbagai tanggapan gembira dan positif dari masyarakat Papua Barat
secara global, meski serangan militer masih sedang berlangsung di Papua Barat
termasuk penembakan terbaru yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap dua
pelajar di Timika Papua. Salah satu siswa meninggal yang lain dibawa ke rumah
sakit. (Mateus Ch. Auwe/MS)
Sumber :
No comments:
Post a Comment