Kedaulatan
Indonesia dalam ancaman!. Penempatan 12 pesawat bomber silumat generasi ke-5
F-22 Raptor di Pangkalan Udara Tindal, Darwin, Australia, adalah sebuah ancaman
serius untuk kedaulatan udara Indonesia dan keamanan nasional. Pesawat dengan
teknologi siluman itu bisa kapanpun keluar masuk ke wilayah Indonesia tanpa
terdeteksi. Entah untuk misi intelijen atau dalam skenario terburuk serangan
mendadak.
Faktanya,
Indonesia tak memiliki satu pun alutsista yang bisa menghalau F-22 Raptor.
Bahkan teknologi radar pun tak meyakinkan untuk sekedar menangkap bayangan si
Raptor.
F-22
Raptor dikembangkan oleh Lockheed Martin, sangat sulit dideteksi radar. Sebagai
pesawat generasi ke-5, Raptor menyimpan persenjataan di weapon bay,
hal ini semakin mengurangi jejaknya dari radar. Weapon Bay Raptor
dapat diisi enam rudal udara ke udara AIM-120C dan dua rudal IM-9. Untuk rudal
udara ke darat dapat membawa Rudal JDAM ( Joint Direct Attack Munitions).
Pengamat
militer Australia, John Blaxland menilai penempatan F-22 Raptor ini adalah
bagian dari permintaan Australia ke Amerika Serikat (AS) untuk mengantisipasi
kebijakan Indonesia yang akan membeli Sukhoi Su-35. Sedang AS sendiri
berkepentingan untuk meningkatkan tekanan pada kekuatan Militer China di Laut
China Selatan.
Seperti
dilansir nbc news, 3 dari 12 pesawat tempur siluman F-22 telah tiba di
Darwin, Australia pada 10 Februari 2017. Dan akan segera diikuti dengan rotasi
Marinir AS sebanyak 1.250 pasukan dan 13 pesawat lainnya, termasuk empat
tiltrotor MV-22 Ospreys. Rotasi ini disebut-sebut sebagai rotasi terbesar
Amerika Serikat di Australia.
Sumber : http://militermeter.com/
No comments:
Post a Comment