Kuajak
engkau riasi aku dengan sejuta warna yang membuat revolusi ini indah untuk
disimak. Saat engkau menyerangku dengan berjuta gaya dan warna, engkau membuat
sejarah ini berarti. Bila tidak begitu, revolusi ini sunyi.
Revolusi harus dihiasi dengan bunga-bunga yang membuatnya indah diarungi, indah dipajang, indah untuk ditonton, dan tentu indah dan bergelora untuk dilawan. Kuanggap propaganda fitnah yang kau pajang sebagai bunga-bunga penghias revolusi yang sedang bergulir.
Semakin
kau memojokan perjuangan kami, rakyat kami semakin mengetahui apa dan bagaimana
praktek kolonialisme yang sedang kau lakukan. Ingatlah! Dan camkan baik-baik!
Bagai bunga-bunga itu, kau tidak akan bertahan lama. Ia akan layu bersama dalam
kesadaran dan kepercayaan rakyat pada tujuan revolusi yang harus diraih. Oh,
jangan berhenti! Tetaplah tanam bunga-bunga itu! Akan kami petik untuk sekedar
penghias gelora revolusi ini.
Cinta
kami di jalan-jalan revolusi akan memikat engkau penjajah menjadi alat
pendorong pergerakan revolusi West Papua. Pembusukan akan selalu melahirkan
sel-sel baru yang menghidupi dan menggerakan roda revolusi West Papua. Tulis
saja semua dalam dinding, lembaran dan tembok-tembok itu, mereka pun ingin
dihiasi agar memberitahu kami betapa tololnya dirimu penjajah.
Bunga-bunga revolusi, mekarlah semaumu, sore juga engkau kan layu, hilang tak berwarna lagi.
Bunga-bunga revolusi, mekarlah semaumu, sore juga engkau kan layu, hilang tak berwarna lagi.
Camp
Vietnam, 20/9/2015 | 21:12
Sumber : http://majalahselangkah.com/content/bunga-bunga-revolusi
No comments:
Post a Comment