Octovianus Mote, Sekjen ULMWP bersama
juru bicara ULMWP, Benny Wenda di Honiara – Jubi
juru bicara ULMWP, Benny Wenda di Honiara – Jubi
Jayapura - United Liberation Movement for
West Papua, wadah politik Papua Merdeka yang berstatus observer di Melanesia
Spearhead Group (MSG) mengatakan menolak tim Hak Asasi Manusia yang dibentuk
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia. ULMWP anggap
tim itu hanyalah upaya Jakarta menghalanggi diplomasi ULMWP di Pacific dan
dunia Internasional.
Penolakan itu disampaikan
anggota Tim kerja UMLWP dalam negeri, Sem Awom, dalam jumpa pers di Elsham
Jayapura, didampinggi sejumlah pejuang yang tergabung dalam ULMWP. ULMWP
menyampaikan lima pernyataan sikap penolakan.
Pertama, menolak dengan
tegas tim pencari fakta buatan kolonial Indonesia yang melibatkan orang Papua
seperti Marinus Yaung, Matius Murib, Lien Maloali. Orang-orang yang terlibat
ini mempunyai kapasitas dalam menyelesaikan semua kasus pelanggaran HAM.
Kedua, mendesak segera
mengirim tim atau pengawasan Internasional terhadap suara West Papua
(Refrendum) untuk menentukan nasib sendiri.
Ketiga, mendesak tim
pencari fakta dari Pacific Islands Forum (PIF) segera ke Papua.
Keempat, mendesak semua
aktivis HAM, Agama, korban dan seluruh rakyat Papua untuk tidak terlibat dan
menolak tim pencari Fakta Pelanggaran HAM bentukan Menkopolhukam Republik
Indonesia.
Kelima, menyerukan kepada
seluruh komponen rakyat Papua itu terlibat dalam aksi demo damai menolak tim
pencari fakta buatan Jakarta yang akan dilaksanakan pada Rabu 15 Juni 2016 yang
dimediasi oleh Komite Nasional Papua Barat.
Koordinator aksi, KNPB,
Bazoka Logo mengatakan pihaknya sudah siap mengiring Indonesia menyelesaikan
masalah Papua dengan cara-cara menghargai martabat manusia. Karena itu,
siapapun yang bersimpati dengan dengan kemanusiaan dapat terlibat dalam
demonstrasi damai nanti.
“KNPB mediasi rakyat
tidak main-main. Kita mengorbankan perjuangan damai. Kami mengundang simpati
kemanusiaan,”tegas pria yang juga juru bicara KNPB pusat ini dalam jumpa pers
itu.
Kata dia, alasan apapun
KNPB tetap maju membawa agenda rakyat. Kalau Indonesia mau membatasi, pihaknya
mempersilahkan Indonesia membatasinya. Karena, pembatasan ruang demokrasi itu
yang diinginkan KNPB dalam perjuangan.
“KNPB sudah siap giring
Indonesia melakukan pelangaran HAM,”tegasnya.(*)
Sumber : www.tabloidjubi.com
No comments:
Post a Comment